Bobot Sapi Limosin Capai 1 Ton

Pamekasan memang kaya potensi. Bidang usaha peternakan, misalnya. Di Bumi Gerbang Salam tumbuh dan berkembang aneka usaha peternakan. Salah satunya ternak sapi limosin yang saat ini banyak diminati warga.

Dari catatan koran ini, potensi ternak sapi limosin ini banyak ditemui di Kecamatan Larangan. Salah satunya di Desa Duko Timur. Disana, banyak warga yang beternak sapi limosin sebagai salah satu usaha pada agrobisnis sapi potong.

Pada 2006 lalu, desa yang terletak dibawah pegunungan itu memang diproyeksikan menjadi daerah percontohan bisnis sapi potong kelas ekspor. Itu menyusul banyaknya sapi blasteran itu yang diternak warga.

Dalam perkembangannya, kini sapi limosin mulai diternak warga di sejumlah kecamatan. Seperti di Kecamatan Pegantenan, tepatnya di Desa Plakpak. Warga setempat juga mulai banyak beternak sapi limosin. Mereka tidak saja murni beternak, melainkan menjadikan sapi limosin sebagai hobi.

Buktinya, setiap tiga bulan sekali para peternak sapi limosin ini mengadakan apel ternak. Apel ternak ini untuk menyosialisasikan sapi limosin atau hasil inseminasi buatan (IB) antara sapi lokal dengan sapi Australia.

Dibanding sapi biasa, sapi blasteran ini memang relatif lebih mahal. Harga per ekornya bisa mencapai Rp 20 juta, bahkan lebih. Sedang anak sapinya harga di kisaran Rp 8 juta. Seekor sapi limosin bisa mencapai bobot 1 ton sedangkan sapi lokal hanya berkisar 500 kg. (jawapos)