Saturday, August 9, 2008

Pedagang Tikar Bermunculan

Memasuki panen tembakau di sejumlah ruas jalan mulai terlihat pasar tikar dadakan. Terutama di sepanjang Jalan kangenan. Para pedagang sengaja menggelar dagangannya di atas trotoar dengan atap semi permanen yang dibuatnya.

Para penjual tikar pembungkus tembakau itu bukan warga asli Pamekasan. Mereka rata-rata berasal dari Sumenep. Seperti Misnawi, salah satu penjual tikar yang mengaku berasal dari di Desa Gunong Pote, Kecamatan Pragaan, Sumenep.

Menurut dia, dibanding menjual di rumahnya, berdagang di Pamekasan lebih menjanjikan. Selain memang banyak dijumpai gudang tembakau, Pamekasan juga memiliki lahan pertanian terluas. Sehingga, baik gudang maupun petani banyak yang membutuhkan tikar.

"Meski di Pamekasan banyak warga yang jug membuat tikar, tapi saya yakin stok tikar saat panen pasti kurang," katanya saat ditemui koran ini sambil menunggu pembelinya kemarin.

Misnawi mengaku sudah tiga hari menjual tikar di Pamekasan. Dan, selama tiga hari itu dia bermalam di tumpukan tikar yang juga berfungsi sebagai dapur untuk memasak. "Memasak juga disini menggunakan kompor. Untuk mandinya kami numpang ke warga," tutur Misnawi didampingi istrinya kemarin.

Hal itu juga diakui pedagang tikar lainnya, Soleh, asal Desa Baragung, Kecamatan Guluk-Guluk. Dia mengaku sudah setiap tahun berjualan ke Pamekasan menjual dagangannya. "Kami ini musiman menjualnya. Kalau sudah tidak musim tembakau kami kerja serabutan," tandasnya.

Menurut Soleh, harga tikar beragam. Mulai dari Rp 125 ribu per ikatnya (satu ikat berisi sepuluh tikar) hingga Rp 200 ribu per ikatnya. Namun, Soleh juga menjual dengan harga eceran. "Biasanya kalau khusus tembakau, pertikarnya ada yang Rp 17.500. Tapi, itu bukan harga pas, bisa ditawar," katanya.

Bukan hanya tikar khusus tembakau yang mereka jual. Tikar kecil yang biasa dijadikan alas lencak (Madura, Red) juga mereka gelar di atas trotoar jalan menuju arah Sumenep tersebut. "Kalau yang kecil murah, antara Rp 8 ribu hingga Rp 10 ribu," katanya. (jawapos)

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home